Skip to main content

[REVIEW] Minions (2015)

Minions poster.jpg
via:wikipedia
Berawal dari peran kecil di Despicable Me 1, hingga menjadi fenomena dunia, Minions. Saya cukup senang karena film ini tayang di Indonesia lebih cepat kurang lebih 1 bulan dari tanggal rilis seharusnya.

Sinopsis :
Film ini menceritakan asal usul minions. Para minion sudah hidup sejak jaman pra sejarah. Mereka hidup bergerombol dengan tujuan mengabdi kepada boss yang jahat. Mereka sudah berganti boss berkali-kali dari T-rex, Draculla, hingga Napoleon. Namun mereka selalu membuat boss nya mengalami kesialan. Akhirnya mereka mengasingkan diri di gua salju. Karena terlalu lama, mereka merasa depresi dan mencari boss baru. Minion yang pergi adalah Kevin, Stuart dan Bob. Akhirnya mereka menemukan Boss baru bernama Scarlet Overkill (Sandra Bullock). Petulangan mereka dimulai kembali.

Sebelum menonton film ini.. Don’t watch the trailer. Once again, do not watch the trailer. Apalagi TV Spot. Trailer minion ada 3 dan semuanya menceritakan inti cerita dan humor yang akan ada di dalam film. Secara tidak langsung, trailer yang beredar berisi spoiler dari film ini. Sehingga, kemungkinan besar jika anda menonton film ini, anda tidak akan tertawa terbahak-bahak dan justru hanya tersenyum kecil. Humor di film mayoritas slapstick komedi. Hal ini sangat wajar mengingat minion tidak bisa Bahasa manusia.

Plot cerita tidak terlalu istimewa seperti seri Despicable Me. Yang ditonjolkan di film ini adalah kelucuan dan perilaku minion yang sangat imut. Abaikan plot cerita, karena film ini jelas untuk anak-anak sehingga ceritanya tidak begitu kompleks. Namun jangan khawatir, di akhir film ini terdapat kejutan yang tidak disangka-sangka.

Saya sangat kagum dengan teknik CGI animation di film ini. Walaupun film animasi, terlihat sangat real contohnya rambut di kepala minion, bajunya dan juga sarung tangan kulitnya.
Minion merupakan film menghibur dan bisa dinikmati di semua kalangan. Film ini salah satu summer movies yang bagus.

My Rating
73%


Jika didengarkan baik-baik, terdapat beberapa kata dalam Bahasa Indonesia seperti “kemari” dan “terima kasih” (yang berhasil saya tangkap)

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

[REVIEW] Talladega Nights: The Ballad of Ricky Bobby (2006)

Via : wikipedia I know mungkin saya terlalu bias dengan film Will Ferrell. But seriously, I enjoy his films. Sinopsis : Ricky Bobby (Will Ferrell) pembalap NASCAR yang memiliki prestasi yang luar biasa, memiliki istri yang cantik, sahabat yang setia dan fans yang banyak. Namun semua itu berubah ketika dia dikalahkan oleh Jean Girard (Sacha Baron Cohen) dan kecelakaan menimpanya. Ricky harus berjuang mengatasi traumanya terhadap dunia balap dibantu ayahnya yang selama ini absen dalam kehidupan Ricky. Will Ferrell mengawali karirnya sebagai cast Saturday Night Live. Bahkan dia menjadi ikon di acara itu. Tidak heran karya-karyanya saat ini kebanyakan bertema comedy. Will Ferrell sering membuat sebuah character yang lucu dan mempunya ciri khas tersendiri sehingga melekat di hati para penonton. Contohnya Ron urgundy di Anchorman. Ricky Bobby tidak sesukses Ron Burgundy, namun dia cukup menarik perhatian penonton. Alur cerita dari film ini tidak ada yang special. Hal yan

[REVIEW] Home Sweet Hell

via:wikipedia Katherine Heigl ex dr. Lizzy di Grey’s anatomy cukup terkenal dengan filmnya yang bertemakan comedy-romance seperti 27 dresses, life as we know it, dll. Kali ini dia kembali dengan comedy-romance yang ‘berbeda’ Synopsis : Don (Patrick Wilson) agen furniture yang sukses, lengkap dengan kehidupan yang serba sempurna. Dia terlibat afaiir dengan karyawannya hingga menghasilkan anak. Istri Don, Mona (Katherine Heigl) adalah orang yang sangat perfeksionis. Mengetahui affair suaminya, dia memutuskan untuk membunuh selingkuhan suaminya. Inti filmnya hanya itu. I must say, plot hole everywhere. Sepanjang cerita kita akan bingung dan bertanya-tanya “Ini kenapa ?” “Untuk apa ?” “What the hell is happening ?”. Sangat dibuat secara terburu-buru. Premis film ini sejujurnya cukup menjanjikan. Namun, pelaksanaannya sangat kurang.  Banyak adegan yang membuat kita bertanya-tanya, cerita yang tidak tuntas dan tentu ending yang aneh dan dipaksakan. Penonton dibuat terheran-h

[REVIEW] 47 Meters Down (2017)

via : wikipedia Dengan banyaknya film yang rilis pada musim panas, 47 Meters Down bisa dibilang kuda hitam dan tidak disangka menerima ulasan dan penghasilan yang bisa dibilang tidak buruk. Hal ini bisa dibilang cukup baik mengingat budget film ini tentu tidak spektakuler seperti Transformer atau Spiderman. Genre film ini adalah horor survival yang idenya sendiri mirip-mirip dengan The Shallows  yang dibintangi oleh Blake Lively, sama-sama melibatkan hiu dan perjuangan untuk selamat. Walaupun sama-sama di laut, setidaknya Blake Lively bisa bernafas bebas dengan oksigen dan para karakter di 47 Meters Down harus menghadapi hiu, kedalamn laut yang membahayakan dan tentunya oksigen yang terbatas. Untuk sinopsis, agaknya sudah cukup jelas tentang apa film ini dari posternya. Film ini dibintangi oleh Mandy Moore dan Claire Holt. Walaupun mereka memakai alat menyelam dan ekspresi wajah mereka tidak ditampilkan, akting mereka bisa dibilang keren walau hanya bermodalkan dialog yang dap