Skip to main content

[REVIEW] Wonder Woman (2017)

Wonder Woman (2017 film).jpg
via : wikipedia
Setelah 10 tahun lebih, akhirnya Superhero wanita memiliki film sendiri dan hasilnya di luar perkiraan sangat bagus. Selama ini film superhero didominasi oleh superhero pria dan kali ini giliran superhero wanita menunjukkan kekuatannya.

Film- film DC Universe yang sejauh ini selalu mendapat review buruk mendadak diberi review sangat tinggi oleh rotten tomatoes yaitu 97%. Tentu hasil itu setimpal dengan isi film ini.
Film dibuka dengan setting modern saat Diana menerima foto waktu dia sedang perang bersama Steve Trevor dan setelah itu cerita dimulai. Diana mengenang masa lalunya sebagai suku Amazon dan pendapatnya tentang manusia.

Tanpa mengurangi ciri khas DC yang gelap, film ini menyuguhkan humor-humor ringan dan jalan cerita yang simpel. Walaupun durasi film ini 2 jam 20 menit, kita tidak akan merasa bosan saking serunya tidak seperti Batman V Superman. Action film ini juga ditampilkan dengan bagus oleh Gal Gadot dan masih dengan ciri banyaknya slow motion dan ledakan dimana-mana. Petty Jenkins juga berhasil membawa banyak nilai-nilai feminist di film ini. Film Wonder Woman merupakan film penting untuk menunjukkan inner and outer strength of woman.

Selain pembahasan film, mari kita bahas betapa adorable Gal Gadot di film ini. Gal Gadot seolah dilahirkan untuk menjadi Diana Prince dan sosok Wonder Woman sejati. Tidak hanya dari fisiknya, namun dia juga merupakan petarung asli dan pernah servis militer di Israel. Dia juga merupakan salah satu pembicara di UN bersama Lynda Carter yang juga merupakan pemeran Wonder Woman terdahulu. Gal Gadot mampu memerankan Wonder Woman yang petarung dan juga orang yang baru mengenal dunia manusia yang modern. Scene lucu di sini malah membuat kita semakin jatuh cinta. Chris Pine sebagi Steve Trevor yang saya kira awalnya hanya pemanis di film ini justru memberikan kontribusi besar dan beraksi sangat keren bersama Gal Gadot.

Film penuh otot seperti Batman dan Superman dikalahkan oleh film yang sangat feminist dan humoris. Wonder Woman merupakan pertanda sudah saatnya wanita memiliki sosok superhero sendiri.

My Rating
95%

Comments

Popular posts from this blog

[REVIEW] Talladega Nights: The Ballad of Ricky Bobby (2006)

Via : wikipedia I know mungkin saya terlalu bias dengan film Will Ferrell. But seriously, I enjoy his films. Sinopsis : Ricky Bobby (Will Ferrell) pembalap NASCAR yang memiliki prestasi yang luar biasa, memiliki istri yang cantik, sahabat yang setia dan fans yang banyak. Namun semua itu berubah ketika dia dikalahkan oleh Jean Girard (Sacha Baron Cohen) dan kecelakaan menimpanya. Ricky harus berjuang mengatasi traumanya terhadap dunia balap dibantu ayahnya yang selama ini absen dalam kehidupan Ricky. Will Ferrell mengawali karirnya sebagai cast Saturday Night Live. Bahkan dia menjadi ikon di acara itu. Tidak heran karya-karyanya saat ini kebanyakan bertema comedy. Will Ferrell sering membuat sebuah character yang lucu dan mempunya ciri khas tersendiri sehingga melekat di hati para penonton. Contohnya Ron urgundy di Anchorman. Ricky Bobby tidak sesukses Ron Burgundy, namun dia cukup menarik perhatian penonton. Alur cerita dari film ini tidak ada yang special. Hal yan

[REVIEW] Home Sweet Hell

via:wikipedia Katherine Heigl ex dr. Lizzy di Grey’s anatomy cukup terkenal dengan filmnya yang bertemakan comedy-romance seperti 27 dresses, life as we know it, dll. Kali ini dia kembali dengan comedy-romance yang ‘berbeda’ Synopsis : Don (Patrick Wilson) agen furniture yang sukses, lengkap dengan kehidupan yang serba sempurna. Dia terlibat afaiir dengan karyawannya hingga menghasilkan anak. Istri Don, Mona (Katherine Heigl) adalah orang yang sangat perfeksionis. Mengetahui affair suaminya, dia memutuskan untuk membunuh selingkuhan suaminya. Inti filmnya hanya itu. I must say, plot hole everywhere. Sepanjang cerita kita akan bingung dan bertanya-tanya “Ini kenapa ?” “Untuk apa ?” “What the hell is happening ?”. Sangat dibuat secara terburu-buru. Premis film ini sejujurnya cukup menjanjikan. Namun, pelaksanaannya sangat kurang.  Banyak adegan yang membuat kita bertanya-tanya, cerita yang tidak tuntas dan tentu ending yang aneh dan dipaksakan. Penonton dibuat terheran-h

[REVIEW] 47 Meters Down (2017)

via : wikipedia Dengan banyaknya film yang rilis pada musim panas, 47 Meters Down bisa dibilang kuda hitam dan tidak disangka menerima ulasan dan penghasilan yang bisa dibilang tidak buruk. Hal ini bisa dibilang cukup baik mengingat budget film ini tentu tidak spektakuler seperti Transformer atau Spiderman. Genre film ini adalah horor survival yang idenya sendiri mirip-mirip dengan The Shallows  yang dibintangi oleh Blake Lively, sama-sama melibatkan hiu dan perjuangan untuk selamat. Walaupun sama-sama di laut, setidaknya Blake Lively bisa bernafas bebas dengan oksigen dan para karakter di 47 Meters Down harus menghadapi hiu, kedalamn laut yang membahayakan dan tentunya oksigen yang terbatas. Untuk sinopsis, agaknya sudah cukup jelas tentang apa film ini dari posternya. Film ini dibintangi oleh Mandy Moore dan Claire Holt. Walaupun mereka memakai alat menyelam dan ekspresi wajah mereka tidak ditampilkan, akting mereka bisa dibilang keren walau hanya bermodalkan dialog yang dap