via : wikipedia |
Saya sebenarnya dari dulu suka film Korea (filmnya ya, bukan drama) tapi biasanya saya nonton di DVD atau download bajakan (jangan ditiru!). Kali ini akhirnya saya nonton di bioskop karena hype nya yang tinggi dan atas rekomendasi teman-teman saya.
Genre Zombie Apocalypse sangat jarang digunakan untuk film Asian dan kali ini Korea Selatan yang terkenal dengan industri perfilman (dan teknologi) berani mengangkatknya menjadi film. Untuk cerita, film ini sangat unik dan seru. Wabah zombie menyebar di area terbatas yaitu di kereta dan para penumpang harus berusaha menyelamatkan diri di tempat yang sempit.
Tegangnya mirip-mirip dengan Don't Breathe tapi agaknya Train to Busan terlalu banyak memasukkan unsur drama ala Korea dan melankolis dimana-mana.
Saya sedikit tidak mengerti, kenapa sih tiap film zombie, pas zombie mulai menyerang, tokoh utama dan orang sekitar tidak langsung lari malah bengong, cengo baru lari. RUN DUDE RUN ! (kesal sendiri). Sepanjang film saya ingin berteriak seperti itu tapi, manners guy. Manners
Lalu banyak adegan yang cukup tidak masuk akal selain cengo, yaitu
[SPOILER ALERT]
Jadi gini, tokoh utama dan kawan-kawannya datang dari gerbong belakang yang dikerubunin zombie, lalu penumang gerbong tengah yang selamat takut mereka terkena virus zombie dan mereka disuruh pindah ke gerbong DEPAN. LAH ? Kok malah makin aman dari zombie ? Bukannya situ aja yg ke depan biar makin aman ?
Terus habis pindah, si orang-orang di gerbong tengah nahan supaya gerbong depan ga bisa ke tengah. Mereka ga nahan gerbong belakang yang full zombie. LAH ? Itu udah jelas zombie! ZOMBIE COY !
Terus ada tokoh antagonis yang sembarangan nuduh orang udah berubah jadi zombie katanya "lihat matanya" ITU MASIH ITEM COY !
[SPOILER END]
Sebenarnya masih banyak adegan 'nyebelin' lainnya, tapi terlempas dari itu semua, Train to Busan masih worth it untuk ditonton dan sangat seru
My Rating
75%
Comments
Post a Comment