Skip to main content

[REVIEW] Train to Busan (2016)



Train to Busan.jpg
via : wikipedia

Saya sebenarnya dari dulu suka film Korea (filmnya ya, bukan drama) tapi biasanya saya nonton di DVD atau download bajakan (jangan ditiru!). Kali ini akhirnya saya nonton di bioskop karena hype nya yang tinggi dan atas rekomendasi teman-teman saya.

Genre Zombie Apocalypse sangat jarang digunakan untuk film Asian dan kali ini Korea Selatan yang terkenal dengan industri perfilman (dan teknologi) berani mengangkatknya menjadi film. Untuk cerita, film ini sangat unik dan seru. Wabah zombie menyebar di area terbatas yaitu di kereta dan para penumpang harus berusaha menyelamatkan diri di tempat yang sempit.
Tegangnya mirip-mirip dengan Don't Breathe tapi agaknya Train to Busan terlalu banyak memasukkan unsur drama ala Korea dan melankolis dimana-mana.

Saya sedikit tidak mengerti, kenapa sih tiap film zombie, pas zombie mulai menyerang, tokoh utama dan orang sekitar tidak langsung lari malah bengong, cengo baru lari. RUN DUDE RUN ! (kesal sendiri). Sepanjang film saya ingin berteriak seperti itu tapi, manners guy. Manners

Lalu banyak adegan yang cukup tidak masuk akal selain cengo, yaitu

[SPOILER ALERT]
Jadi gini, tokoh utama dan kawan-kawannya datang dari gerbong belakang yang dikerubunin zombie, lalu penumang gerbong tengah yang selamat takut mereka terkena virus zombie dan mereka disuruh pindah ke gerbong DEPAN. LAH ? Kok malah makin aman dari zombie ? Bukannya situ aja yg ke depan biar makin aman ?
Terus habis pindah, si orang-orang di gerbong tengah nahan supaya gerbong depan ga bisa ke tengah. Mereka ga nahan gerbong belakang yang full zombie. LAH ? Itu udah jelas zombie! ZOMBIE COY !
Terus ada tokoh antagonis yang sembarangan nuduh orang udah berubah jadi zombie katanya "lihat matanya" ITU MASIH ITEM COY !
[SPOILER END]

Sebenarnya masih banyak adegan 'nyebelin' lainnya, tapi terlempas dari itu semua, Train to Busan masih worth it untuk ditonton dan sangat seru

My Rating

75%

Comments

Popular posts from this blog

[REVIEW] Talladega Nights: The Ballad of Ricky Bobby (2006)

Via : wikipedia I know mungkin saya terlalu bias dengan film Will Ferrell. But seriously, I enjoy his films. Sinopsis : Ricky Bobby (Will Ferrell) pembalap NASCAR yang memiliki prestasi yang luar biasa, memiliki istri yang cantik, sahabat yang setia dan fans yang banyak. Namun semua itu berubah ketika dia dikalahkan oleh Jean Girard (Sacha Baron Cohen) dan kecelakaan menimpanya. Ricky harus berjuang mengatasi traumanya terhadap dunia balap dibantu ayahnya yang selama ini absen dalam kehidupan Ricky. Will Ferrell mengawali karirnya sebagai cast Saturday Night Live. Bahkan dia menjadi ikon di acara itu. Tidak heran karya-karyanya saat ini kebanyakan bertema comedy. Will Ferrell sering membuat sebuah character yang lucu dan mempunya ciri khas tersendiri sehingga melekat di hati para penonton. Contohnya Ron urgundy di Anchorman. Ricky Bobby tidak sesukses Ron Burgundy, namun dia cukup menarik perhatian penonton. Alur cerita dari film ini tidak ada yang special. Hal yan

[REVIEW] Home Sweet Hell

via:wikipedia Katherine Heigl ex dr. Lizzy di Grey’s anatomy cukup terkenal dengan filmnya yang bertemakan comedy-romance seperti 27 dresses, life as we know it, dll. Kali ini dia kembali dengan comedy-romance yang ‘berbeda’ Synopsis : Don (Patrick Wilson) agen furniture yang sukses, lengkap dengan kehidupan yang serba sempurna. Dia terlibat afaiir dengan karyawannya hingga menghasilkan anak. Istri Don, Mona (Katherine Heigl) adalah orang yang sangat perfeksionis. Mengetahui affair suaminya, dia memutuskan untuk membunuh selingkuhan suaminya. Inti filmnya hanya itu. I must say, plot hole everywhere. Sepanjang cerita kita akan bingung dan bertanya-tanya “Ini kenapa ?” “Untuk apa ?” “What the hell is happening ?”. Sangat dibuat secara terburu-buru. Premis film ini sejujurnya cukup menjanjikan. Namun, pelaksanaannya sangat kurang.  Banyak adegan yang membuat kita bertanya-tanya, cerita yang tidak tuntas dan tentu ending yang aneh dan dipaksakan. Penonton dibuat terheran-h

[REVIEW] 47 Meters Down (2017)

via : wikipedia Dengan banyaknya film yang rilis pada musim panas, 47 Meters Down bisa dibilang kuda hitam dan tidak disangka menerima ulasan dan penghasilan yang bisa dibilang tidak buruk. Hal ini bisa dibilang cukup baik mengingat budget film ini tentu tidak spektakuler seperti Transformer atau Spiderman. Genre film ini adalah horor survival yang idenya sendiri mirip-mirip dengan The Shallows  yang dibintangi oleh Blake Lively, sama-sama melibatkan hiu dan perjuangan untuk selamat. Walaupun sama-sama di laut, setidaknya Blake Lively bisa bernafas bebas dengan oksigen dan para karakter di 47 Meters Down harus menghadapi hiu, kedalamn laut yang membahayakan dan tentunya oksigen yang terbatas. Untuk sinopsis, agaknya sudah cukup jelas tentang apa film ini dari posternya. Film ini dibintangi oleh Mandy Moore dan Claire Holt. Walaupun mereka memakai alat menyelam dan ekspresi wajah mereka tidak ditampilkan, akting mereka bisa dibilang keren walau hanya bermodalkan dialog yang dap