Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2016

[REVIEW] Popstar: Never Stop Never Stopping (2016)

via : wikipedia Dari judulnya saja sudah mirip seperti film pertama Justin Bieber saat dia masih innocent dan tidak senakal sekarang.Intinya film ini adalah parodi dari film itu sekaligus kisah hidup Justin Bieber bergaya dokumenter. Jalan ceritanya persis seperti Never Say Never bergaya komedi khas SNL. Gampangnya, lihat saja gaya bicara Andy Samberg, serta tato (palsu) disekeliling badannya. Sangat Bieber. Film ini menceritakan Conner, mantan personil trio hip hop yang sukses berkarir solo, namun mengalami kegagalan di album keduanya. Memang tidak semua penyanyi solo sesukses Justin Timberlake atau Robbie Williams. Tidak hanya karir Conner, film ini membahas bagaimana nasib anggota band yang ditinggalkan pentolannya. Jokes di film ini benar-benar bodoh dan sangat lucu. Jika anda suka SNL, pasti akan cocok dengan jokes di film ini. Tidak harus Jokes selalu bertema kentut atau slapstick ala Adam Sandler. Lebih lucu lagi karena banyak cameo dari celebrity beneran seperti

[REVIEW] Sing Street (2016)

via : wikipedia Film ini bercerita tentang sekelompok pemuda yang hidup di Dublin tahun 1985 yang membuat band yang awalnya karena ketidaksengajaan sang vokalis yang ingin menggoda seorang wanita. Dari cerita yang simpel dan setting kota Dublin, lahirlah film yang manis serta menyenangkan untuk ditonton. Mungkin film ini mirip dengan Begin Again dan Once, yah karena yang buat juga sama. Dengan tema yang sama serta lagu yang asik (dan lebih banyak). Cerita film ini hanya seputar band remaja dan tanpa drama berlebih serta jalan cerita yang sulit. Simpel. Film ini mengingatkan kita saat SMA dimana sekelompok cowo berlomba-lomba membuat band dengan inspirasi band idola serta gaya berpakaian. Karena setting film ini 1985, maka inspirasi mereka adalah Duran Duran dan The Cure. Daya tarik film ini adalah kesederhanaan cerita serta bagaimana sudut pandang anak umur 15 tahun dalam menghadapi konflik keluarga, sekolah dan percintaan. Tentu saja lagu adalah salah satu aspek paling pentin

Warkop DKI Reborn : Jangkrik Boss Part 1 (2016)

Credit to : movie.co.id Baiklah, mungkin ini kedua kalianya film Indonesia melakukan reborn, remake, apalah dan legenda komedi Indonesia diangkat kembali ke layar kaca. Dono Kasino Indro. Mereka ini sekelas Three Stooges di Indonesia dan tipikal lawakan mereka pun hampir sama, sejenis slapstick. Film wakrop DKI telah melintasi dua dekade yaitu tahun 80an dan 90an. Bagi kami (ketahuan tua) yang tumbuh besar dengan tertawa dengan film warkop, Tentunya akan sangat penasaran bagaiman jika mereka kembali dihidupkan dan diperankan oleh aktor papan atas seperti Abimana, Vino dan Tora. Baiklah. Saya akan sangat super jujur mengenai review ini sekalipun mungkin akan terasa (sedikitttt) menyakitkan. Intinya, 30% saya tertawa terbahak-bahak dan 70% saya terdiam hening dan merasakan kegaringan tingkat tinggi. Saya tidak akan menyalahkan ketiga aktor utama. Mereka telah memberikan totalitas dalam berperan. Abimana memakai gigi palsu dan baju untuk membuat perutnya buncit. Suaranya pun pe

[REVIEW] Train to Busan (2016)

via : wikipedia Saya sebenarnya dari dulu suka film Korea (filmnya ya, bukan drama) tapi biasanya saya nonton di DVD atau download bajakan (jangan ditiru!). Kali ini akhirnya saya nonton di bioskop karena hype nya yang tinggi dan atas rekomendasi teman-teman saya. Genre Zombie Apocalypse sangat jarang digunakan untuk film Asian dan kali ini Korea Selatan yang terkenal dengan industri perfilman (dan teknologi) berani mengangkatknya menjadi film. Untuk cerita, film ini sangat unik dan seru. Wabah zombie menyebar di area terbatas yaitu di kereta dan para penumpang harus berusaha menyelamatkan diri di tempat yang sempit. Tegangnya mirip-mirip dengan Don't Breathe tapi agaknya Train to Busan terlalu banyak memasukkan unsur drama ala Korea dan melankolis dimana-mana. Saya sedikit tidak mengerti, kenapa sih tiap film zombie, pas zombie mulai menyerang, tokoh utama dan orang sekitar tidak langsung lari malah bengong, cengo baru lari. RUN DUDE RUN ! (kesal sendiri). Sepanjang fi

[REVIEW] Don't Breathe (2016)

credit to : wikipedia Saya nontn film ini minggu lalu dan tidak memberikan ekspektasi apa-apa. Apalagi setelah mengetahui film horor low budget dan tanpa hype yang tinggi seperti Conjuring, saya justru berharap setidaknya please, don't be suck. Namun saat saya memasuki bioskop kursinya bahkan hampir penuh mengingat sudah jam 10 malam. Saat nonton, saya (literally) menahan nafas seperti judulnya. Benar-benar menegangkan. Entah faktor apa di film ini yang benar-benar (sekali lagi literally) membuat kita semua menahan nafas. Entah pencahayaan yang gelap, akting aktor? hmm menurut saya biasa saja, cinematografi atau semua dialog karakter yang dilakukan bebrisik (iyalah! maling!) atau mungkin jalan cerita yang terlalu sederhana namun mematikan. Apa pun itu, film ini berbeda dengan film thriller kebanyakan, Tentu kita kesal dengan 3 karakter protagonis di sini yang hendak mencuri dari kakek buta namun saat mereka kebalikan yang menjadi mangsa apakah kita masih kasihan ? Atau s